pak guru membacakan kalimat yang ditulis Medina |
Pagi ini, saya bangga menyaksikan Medina (hampir 5 tahun) menjadi salah satu murid
yang meraih penghargaan di sekolahnya. Tidak hanya teman-teman
sekelasnya, tetapi semua murid dan guru di reception (TK) (dan sepertinya Year 1 juga) dikumpulkan untuk
merayakan prestasi sekitar 18 murid yang membanggakan, entah pencapaian (achievement) atau
pun kemajuan (improvement) signifikan. Para peraih penghargaan duduk di muka, dan salah satu
guru mendatangi satu persatu anak-anak itu, membacakan alasan mengapa ia
terpilih, dan meminta gurunya untuk berkomentar. Dan guru-guru pun saling
membanggakan anak didiknya. Setelah itu, sang pemimpin acara meminta seluruh
murid dan peserta (termasuk para orang tua murid) untuk bertepuk tangan, tanda
penghormatan. Di kelas Medina, Owls, yang isinya kebanyakan bule itu, hanya ada 2 yang terpilih, Ethan dan Medina.
Tapi menarik kalau melihat “kategori” yang dimenangkan
Medina. Yang lain dinilai berhasil dari berbagai macam elemen: mewarnai dengan
sempurna, menggunakan kata hubung, menggunakan tanda baca, pandai beradaptasi
dengan kelas, selalu meminta feedback dan mendengarkannya dengan serius, menjadi
panutan bagi teman-temannya, dan sebagainya. Bagaimana dengan Medina?
persiapan di Annexe Hall |
Medina terpilih karena “so chatty”! hobi ngobrol. Dan ini
bukan sesuatu yang main-main atau konyol. Bukan. Disebutkan oleh gurunya, Mrs Manoy,
Medina di awal sangat berjuang untuk berkomunikasi dengan teman-temannya,
karena dia bukan penutur asli Bahasa Inggris (dan juga mungkin karena dia yang
termuda di kelasnya, jadi masih bergaya kanak-kanak), sehingga teman-temannya
tidak begitu paham dengan celotehannya, yang tidak masuk di akal (make sense)
mereka.
Tapi, kemajuan Medina sangat drastis.
Kini, ia bisa berkomunikasi dengan lancar, bahkan setiap hari ada kosakata baru, dan sudah mulai
medok British-nya. Sang pembawa acara
pun membacakan tulisan Medina: “Yesterday I went to the beach with mommy and
daddy”.
Alhamdulillah.
Memang, tiap hari ada saja hal-hal baru yang dia ucapkan di
rumah. “I am so excited!”, “you are not good at it, are you Baba?”, “it’s
summering!”, “important is…email, email email”, “it’s disappearing!”. Saat ibunya
memanggilnya dengan kata “baby”, dia menjawab: “no, I am not a baby, I am
perfectly bbrrrrrilliant”.
Berbeda dengan beberapa teman dan sepupunya, yang acap
bertanya “apa ini, apa itu” atau “mengapa begini mengapa begitu”, Medina acap
merumuskan dan mendefinisikan sendiri
hal-hal yang baru ia lihat atau alami. Termasuk kucing peliharaan khayalannya, Camlica the Stripy
Cat dan Tortory Cat. Dia juga senang role playing. “Baba, you are John, and I
am the teacher!”. Dan karena hobi membaca, dia pun hobi mengarang cerita
sendiri, baik secara verbal atau visual (gambar).
Dan, karena ibunya senang menciptakan lagu-lagu, Medina ikut
tertular, dia juga mulai menyenandungkan lagu-lagu dan memberikan lirik di dalam notasinya.
Soal dwi Bahasa, kami memang berupaya agar menggunakan
Bahasa Indonesia di rumah. Ini berkat nasehat beberapa kawan yang sudah lama di
Inggris, agar memakai Bahasa ibu agar tidak lupa, minimal pasif. Karena, kami
melihat ada beberapa anak yang sudah tak bisa berbahasa Indonesia, walau kedua
orang tuanya orang Indonesia tulen. Dan, Medina pun bergelut dengan masalah
ini.
Dan memang, salah satu kelebihan Medina adalah semangat
eksplorasi, percaya diri yang tinggi, dan keberaniannya untuk mencoba dan tak takut
salah. Bahkan kepada teman-teman yang jauh lebih tua usianya. Salah satu buktinya, saat pentas Tari Rebana awal Mei lalu. Bukti lainnya, dia acap disapa lebih dulu oleh para murid yang bukan dari kelasnya, bahkan dari Year 1 dan Year 2. Kata gurunya, kalau turun main, mereka sering kumpul bareng. Fenomena ini digarisbawahi oleh tante-tantenya dengan satu kalimat :” PD-nya tiga juta!”. Kalau dikoreksi, dia juga
turut, tidak ngotot.
Pagi itu, sekali lagi, saya menjadi ayah yang bangga. Well done, nak. Good
job!